Langkah-Langkah Hypnoparenting

Anak merupakan karunia terbesar yang diberikan Allah SWT kepada pasangan suami istri. Setiap pasangan mengharapkan hadirnya seorang anak sebagai penerus keturunan dan pelengkap kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Namun demikian, banyak pasangan seringkali lupa bahwa memiliki anak memerlukan kesiapan dari berbagai sisi, baik dari sisi materi maupun fisik, mental dan spiritual.
Bagi pasangan muda, memiliki anak merupakan hal baru yang sangat wajar karena mereka sama sekali belum memiliki pengalaman dalam mengasuh anak. Namun lain halnya apabila ada orang tua yang telah memiliki anak yang sudah dewasa, kadang-kadang tetap tidak mengerti cara mendidik yang baik. Mereka tetap saja heran apabila melihat sang anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua, terlebih lagi apabila sang anak melakukan hal yang menyimpang dari kebiasaan.
Menurut penelitian dari psikolog anak, disimpulkan bahwa lebih dari 90% permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan atau ketidaktahuan orangtua akan cara komunikasi dan penyampaian nilai yang baik terhadap sang anak. Bagi kebanyakan orangtua, sadar maupun tidak sadar, seringkali memperlakukan anak sebagai "robot" yang bisa diperintah dan harus menjalankan setiap perintah yang diberikan kepadanya. Mereka melupakan bahwa seorang anak juga merupakan suatu individu dalam bentuk lebih kecil yang memiliki, perasaan, keinginan, dan tindakan. Seorang anak membutuhkan perhatian dan kesabaran orang tua dalam menghadapinya.
Dalam hal inilah hypnoparenting hadir untuk menjembatani masalah komunikasi antara orangtua dan anak yang kerap kali terjadi. Hypnoparenting berasal dari kata hypnosis dan parenting. Hypnosis berarti upaya mengoptimalkan pemberdayaan potensi otak bawah sadar (dalam hal ini untuk berkomunikasi) dengan mengistirahatkan potensi otak sadar pada anak. Parenting berarti segala sesuatu yang berurusan dengan tugas-tugas orangtua dalam mendidik, membina, dan membesarkan anak. Pembinaan anak ini terdiri dari tiga bidang, yakni fisik, mental, dan spiritual sejak merencakan kehamilan sampai masa remaja oleh orang-orang di sekitarnya (orang tua, wali, guru, dsb). Dengan demikian, hypnoparenting dapat diartikan sebagai pembinaan anak dengan memperhatikan pengaruh hypnosis untuk selalu menanamkan rekaman/sugesti positif pada jiwa bawah sadar anak. Pikiran anak-anak yang cenderung belum mampu berpikir secara logis, cenderung memberikan respon terhadap stimulus yang diterima, tanpa pertimbangan yang terlalu jauh. Kata-kata, tindakan dan sikap orang tua 95% dan masuk dengan mudahnya ke pikiran bawah sadar anak-anak seolah-olah tanpa disaring. Hal ini disebabkan pada anak-anak irama rekaman otaknya (Elektro Encephalo Graf) masih dominan di Alpha ( 8-12 Hz ) bahkan kemungkinan bisa di tetha ataupun delta.
Menurut Dr Tb. Erwin Kusuma psikiater anak dengan pendalaman Medical hypnotherapist manusia ibarat sebuah komputer yang hidup ciptaan Allah SWT, spirit/bathin berperan sebagai programmer, jiwa bawah sadar sebagai disket dan fisik adalah hasil print out dari rekaman bawah sadarnya. Tentu saja, pembina (orang tua, wali, guru, dsb) sangat diharapkan dalam keadaan sehat dan dewasa jiwanya, sehingga harus hati–hati dengan pikiran, ucapan dan tindakan. Karena anak-anak mudah merekam dan akan menjadi memori jangka panjang terbawa sampai usia remaja bahkan sampai dewasa.
Pada saat bayi didalam kandungan, lahir sampai tumbuh sebagai anak, banyak orang tua sudah melakukan sugesti positif seperti sering mengatakan kalau besar menjadi anak yang cantik, menjadi anak yang soleh, dll. Tapi secara tidak sadar orangtua juga sering melakukan sugesti negatif yaitu apabila melihat anak belajar naik tangga langsung teriak: awas nanti jatuh dan biasanya tidak cukup hanya satu kali tapi tanpa sadar dilakukan berulang-ulang. Dengan melakukan sugesti negatif baik secara sengaja maupun tidak sengaja anak malah bisa benar-benar jatuh.
Sebaiknya sugesti/kalimat yang tepat adalah: “anak yang pintar sedang belajar naik tangga, pegangan ya dan sampai atas dengan selamat. Sampailah dengan selamat.” Bukan “ Awas kalaun naik tangga kamu bisa terpeleset dan nanti jatuh”

Langkah–langkah dalam hypnoparenting :
  • Orang tua/pembina dalam keadaan rileks atau tenang.
  • Cari saat yang tepat untuk melakukan induksi/afirmasi: saat anak sedang rileks dan terfokus, saat lelah, sakit, saat menyusui, saat hujan turun, saat bercerita, saat anak butuh bergantung, saat tidur yang dalam
  • Gunakan alat bantu induksi misalnya suara detak jam, musik, getaran suara yang hangat dan indah dari orang tua
  • Lakukan body contact secara berulang dan monoton: usap–usap kepala, dahi atau punggung.
  • Tanamkan kalimat sugesti – afirmasi positif misalnya: anak manis mimpi yang indah dan besok pagi bangun segar, semangat untuk berangkat sekolah
  • Kembangkan kata-kata dan tindakan yang positif untuk membentuk jangkar emosi
  • Lakukan pengulangan secara konsisten
Dengan uraian mengenai hypnoparenting di atas, sangat diharapkan orangtua semakin menyadari betapa kuatnya pikiran bawah sadar seseorang, dan mulailah dengan berpikir yang positif, bertutur kata yang baik serta memberikan contoh tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena sejak dalam kandungan sampai usia 5 tahun adalah masa yang paling penting untuk anak-anak, sebab mereka masih banyak menggunakan unsur perasaannya sehinggga mudah merekam ke pikiran bawah sadarnya.

Dengan melakukan hypnoparenting diharapkan komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak meningkatkan kualitasnya dan mendapatkan anak yang sehat secara fisik, cerdas dan kreatif.
Hipnosis sesungguhnya terjadi setiap hari dalam hidup kita tanpa kita sadari. Karena manusia bertindak dan berperilaku berdasarkan apa-apa yang diatur dan dipikirkan oleh alam sadarnya maupun berdasarkan apa-apa yang diimajinasikan dan diyakini alam bawah sadarnya. Bisa dikatakan bahwa Hipnosis adalah bentuk komunikasi kita dengan dunia alam bawah sadar.

*Aris Ahmad Jaya, dirangkum dari berbagai sumber

0 comments:

Posting Komentar